Bibliotheca Alexandrina

Bayangkan sebuah tempat di mana semua
pengetahuan dunia berkumpul dimasanya, sebuah mahakarya intelektual yang berdiri megah di jantung peradaban kuno. itulah Bibliotheca Alexandrina. Lebih dari sekadar perpustakaan, ia adalah simbol ambisi manusia untuk memahami dan mengumpulkan berbagai macam ilmu.
 
Didirikan pada awal abad ke-3 SM oleh Ptolemy I Soter dan putranya, Ptolemy ll Philadelphus, Perpustakaan Alexandria berdiri megah di kota pelabuhan Alexandria, Mesir. Pada masa kejayaannya, perpustakaan ini menjadi pusat keajaiban pengetahuan dan inovasi.


Gulungan-gulungan papirus (kertas zaman dahulu) tak terhitung jumlahnya menyimpan karya-karya cemerlang dari filsuf, ilmuwan, dan sastrawan dari seluruh penjuru dunia. Para pemikir terbesar, seperti Euclid dan Archimedes, pernah berjalan di lorong-lorongnya, terlibat dalam diskusi mendalam dan penemuan revolusioner. Perpustakaan ini terkenal dengan misinya yang ambisius yaitu, mengumpulkan seluruh pengetahuan dunia. Bahkan dari sumber yang saya dapatkan dulu setiap kapal yang singgah di pelabuhan Alexandria diwajibkan untuk menyerahkan buku-bukunya untuk
disalin. Salinannya dikembalikan kepada pemiliknya sementara yang asli disimpan di perpustakaan Inisiatif ini memperkaya koleksi perpustakaan dan memastikan pengetahuan dari berbagai budaya dapat diakses siapa saja.
Ketika perpustakaan Alexandria mengalami kebakaran dan kehancuran,warisannya terus hidup dan berpengaruh dalam dunia Islam. Manuskrip berharga yang berhasil diselamatkan ditemukan kembali oleh ilmuwan Muslim di abad pertengahan dan diterjemahkan di Bait al-Hikmah pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Cendekiawan seperti Al-Khwarizmi, Al-Razi, dan lbn Sina mengembangkan matematika, astronomi, kedokteran, dan filsafat menggunakan pengetahuan ini. Proses penerjemahan dan integrasi ini tidak hanya melestarikan, tetapi juga memperluas ilmu kuno,mempengaruhi perkembangan ilmiah di Eropa selama Renaisans. Dengan demikian, meski Perpustakaan Alexandria sudah tidak ada,
warisannya tetap membentuk dasar kemajuan ilmiah dunia Islam pada abad pertengahan.

Al Mandaroh Alexandria, 27 July 2024


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masjid Sultan Muayyad

Citadel of Saladin

Filosofi Arsitektur Masjid Kuno Rembitan