Penyesalan (sebuah nasihat)


  Mungkin salah satu Penyesalan yang paling menyakitkan menurut ku adalah  disaat kita memiliki satu - satunya kesempatan untuk mencoba namun kita tidak mencobanya. Mencoba akan menghasilkan minimal dua kemungkinan bisa berhasil atau gagal, tapi diam tidak akan menghasilkan kecuali penyesalan itu sendiri.


Regret is a form of punishment itself.
Penyesalan adalah bentuk hukuman itu sendiri.
– Nouman Ali Khan


Lantas apa yang menyebabkan terjadinya penyesalan. 
1. Kelalaian
یَـٰحَسۡرَتَىٰ عَلَىٰ مَا فَرَّطتُ فِی جَنۢبِ ٱللَّه
Alangkah besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah. (QS. Az-Zumar: 56)

 
Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu
ﻣﺎ ﻧﺪﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺷﻲﺀ ﻧﺪﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻳﻮﻡ ﻏﺮﺑﺖ ﴰﺴﻪ ﻧﻘﺺ ﻓﻴﻪ ﺃﺟﻠﻲ ﻭﱂ ﻳﺰﺩ ﻓﻴﻪ ﻋﻤﻠﻲ
Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, di mana masa hidupku berkurang (usia bertambah), namun amal kebaikanku tidak bertambah.

 
2. Menunda-Nunda
Dalam sya’ir Arab juga disebutkan,
وَ لاَ تَرْجِ عَمَلَ اليَوْمِ إِلَى الغَدِ          لَعَلَّ غَدًا يَأْتِي وَ أَنْتَ فَقِيْدُ
Janganlah engkau menunda-nunda amalan hari ini hingga besok
Seandainya besok itu tiba, mungkin saja engkau akan kehilangan

Al Hasan Al Bashri berkata, “Hati-hati dengan sikap menunda-nunda. Engkau sekarang berada di hari ini dan bukan berada di hari besok. Jika besok tiba, engkau berada di hari tersebut dan sekarang engkau masih berada di hari ini. Jika besok tidak menghampirimu, maka janganlah engkau sesali atas apa yang luput darimu di hari ini.”
Jangan sampai sikap menunda-nunda menjadi sebuah kebiasaan. Seorang yang bijak adalah orang yang bisa mendahulukan mana yang dia dibutuhkan dari apa dia sukai.

 
3. Tidak Bisa Menahan Amarah
Begitu banyak kerusakan yang ditimbulkan olah rasa marah  itu sendiri, tentunya yang dimaksud adalah rasa marah yang bukan pada tempatnya. Pertemanan bahkan sampai persaudaraan bisa rusak karena rasa amarah yang sesaat.
Sabar sesaat saja di saat marah akan menghemat ribuan penyesalan. – Ali bin Abi Thalib


Cara terbaik agar tidak menyesal:


1.Lakukan karena Allah
إذا أردت أن لا تندم على شيء فـأفعل كل شيء لوجه الله
Jika kamu tidak ingin menyesal dengan sesuatu, maka lakukanlah segala sesuatu karena Allah.

 
2. Membuat sebuah rencana
التدبير قبل العمل يؤمنك مِن الندم
Merencanakan sebelum bertindak akan membuatmu tidak menyesal. – Ali bin Abi Thalib


3. Berdoa Kepada Allah
قُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْهَرَمِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, dari kemalasan, dari kepikunan, dari kebakhilan. Dan aku berlindung dari siksa kubur dan fitnah kehidupan dan fitnah setelah mati.

Penyesalan juga tidak selamanya buruk. Penyesalan bisa menjadi titik balik untuk berubah menjadi lebih baik. Ibarat sebuah dosa  yang perlu dibakar dengan rasa sakit penyesalan dan kesungguhan dalam bertaubat. Akan tetapi, ketika ajal sudah menjemput maka penyesalan sudah tidak ada artinya. Disebutkan dalam Al-Quran penyesalan orang yang tidak bermanfaat baginya:


1. Penyesalan orang fasiq yang enggan berinfak
لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, “Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh” [al-Munâfiqûn/63:10]


2. Penyesalan orang dzalim
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:
وَتَرَى الظَّالِمِينَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ يَقُولُونَ هَلْ إِلَىٰ مَرَدٍّ مِنْ سَبِيلٍ
Dan kamu akan melihat orang-orang yang zhalim ketika mereka melihat adzab berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali ke dunia?” [asy-Syûrâ/42:44]


3. Penyesalan Fir'aun ketika ajal menghampirinya
حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
Hingga bila Fir’aun itu hampir tenggelam, dia berkata, “Saya percaya bahwa tidak ada Rabb (berhak diibadahi) melainkan (Rabb) yang dipercayai oleh bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allâh). (Kemudian dikatakan kepadanya), “Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”. [Yûnus/10:90-91]

  Sebagai penutup tulisan ini ku buat tak lain hanya sebagai nasihat bagi diri sendiri yang kadang-kadang sering melakukan sesuatu yang tidak sesuai jalur semestinya sehingga sering sekali penyesalan itu datang.
Teringat sebuah nasihat yang masih membekas dalam ingkatan ku dari Ustadz Syarif ketika masih di Pare. Kurang lebih Beliau pernah berkata :
"Jangan sampai hari pertama kita di alam kubur  menjadi hari pertama kita mengetahui hakikat hidup"


Kediri 

Rabu, 10 Agustus 2022


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masjid Sultan Muayyad

Citadel of Saladin

Filosofi Arsitektur Masjid Kuno Rembitan