mengingat sesuatu yang tidak membuatmu sakit hati

   Mengingat adalah sebuah anugrah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Dengan mengingat manusia mampu menyimpan kejadian atau peristiwa yang dialami nya baik itu sesuatu peristiwa indah yang disenangi maupun peristiwa yang buruk. Ada pula ingatan yang sangat membekas bagi seorang yang disebut sebagai sebuah kenangan,  kadang ada yang indah maupun ada sedihnya. 
Tapi disini saya tidak akan membahas tentang sebuah kenangan apalagi tentang kenangan dengan sang mantan yang aslinya saya juga tidak punya kenangan indah dengan mantan. Tetapi yang saya akan bahas adalah bagaimana cara menghilangkan semuanya atau move on dari semua itu. Jika anda sudah terlepas dari semua itu, dari tipu daya manisnya sebuah kenangan yang tidak bisa dilupakan berarti Anda telah melangkah lebih maju kedepan. Kembali lagi pada kata mengingat , atau  dalam bahasa islami bisa disebut dengan berzikir.
    Secara harifah makna zikir berarti menyebut, menuturkan, mengingat, atau mengerti perbuatan baik. Sedangkan menurut istilah, zikir adalah ucapan lisan, gerakan raga maupun getaran hati sesuai dengan yang diajarkan oleh agama untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala. Zikir juga dapat dimaknai sebagi upaya seorang hamba dalam menyingkirkan keadaan lupa dan lalai kepada tuhannya dengan cara selalu ingat kepada-Nya.
     Berzikir ini bisa menjadi sebuah solusi yang baik untuk menenangkan hati dan pikiran mu. Pernahkah kalian mengingat orang atau siapa lah yang menurut kalian memiliki semancam kenangan indah atau pahit dengan nya? Bagaimana rasanya? Tentu jawab nya berbeda sesuai dengan ceritanya masing-masing. Tapi  berbeda halnya dengan berzikir,  yang apabila kita mengingat-Nya tidak akan membuatmu sedih, galau, apalagi merana. Yaitu mengingat Allah Ta'ala. Dalam Al-quran sendiri Allah Ta'ala berfirman dalam surat Ar - Ra'd

(ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَتَطۡمَىِٕنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَىِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ)
[Surat Ar-Ra'd 28]

 Artinya: orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. 

    Redaksi di atas menjelaskan pada kita semua bahwa hanya dengan mengingat atau berzikir kepada Allah Ta'ala saja mampu membuat kita bisa menjadi tenang dan tentram apalagi mendekat dengan NYA. Jadi kita tidak perlu terlalu banyak mencari tempat untuk healing kesana kemari lah, cukup dengan berzikir atau mengingat Allah Ta'ala hati akan menjadi tentram dan ingat bahwa hanya dengan berzikir lah hati menjadi tenang. Namun, yang perlu di garis bawahi adalah berzikir memiliki banyak cara untuk melakukan nya.  Ibnu Athaillah al-Sakandari menyinggung masalah zikir dalam hikmah sebagai berikut. 

لا تترك الذكر لعدم حضور قلبك مع الله فيه لأن غفلتك عن وجود ذكره أشد من غفلتك في وجود ذكره فعسى أن يرفعك من ذكر مع وجود غفلة إلى ذكر مع وجود يقظة ومن ذكر مع وجود يقظة إلى ذكر مع وجود حضور ومن ذكر مع وجود حضور إلى ذكر مع غيبة عما سوى المذكور (وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ)

Artinya, “Jangan tinggalkan dzikir karena kelalaian hatimu yang tidak bersama Allah karena kelalaian tanpa dzikir lebih buruk daripada kelalaian dengan dzikir. Bisa jadi Allah mengangkatmu dari dzikir dengan kelalaian ke dzikir dengan hati terjaga, dari dzikir dengan hati terjaga ke zikir dengan hati waspada, dari dzikir dengan hati waspada ke dzikir fana. Allah berfirman, ‘Dan yang demikian itu bagi Allah tidak sulit,’ (Surat Ibrahim ayat 20).”

    Dari sini Ibnu Athaillah mengajurkan untuk berzikir meskipun dengn hati yang lalai sekalipun. Hal ini menunjukkan betapa pentingnnya berzikir. Dalam Al-Quran juga disebutkan beberapa kali tentang zikir, seperti dalam surah An-Nisa ayat 103 :

 فَإِذَا قَضَیۡتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذۡكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِیَـٰمࣰا وَقُعُودࣰا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمۡۚ فَإِذَا ٱطۡمَأۡنَنتُمۡ فَأَقِیمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتۡ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِینَ كِتَـٰبࣰا مَّوۡقُوتࣰا 

  Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

 Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah menafsirkan ayat tersebut:  Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat, senantiasa ingatlah Allah di segala keadaanmu bahkan ketika perang. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu sebagaimana biasa secara sempurna. Sesungguhnya shalat itu adalah suatu kewajiban atas orang-orang yang beriman yang telah ditentukan waktunya baik awal masuk atau akhirnya, tidak boleh dipercepat maupun ditunda.

    Cara berzikir sendiri juga memiliki banyak cara dan telahh dijelaskan oleh beberapa ulama. Ibnu Athaillah membagi zikir menjadi tiga . Pertama,  zikir jali (jelas atau nyata ). Seperti perbuatan mengingat Allah dalam bentuk ucapan lisan, yang mengandung arti pujian, rasa syukur, dan doa kepada Allah. Kedua, zikir khafi (yang samar-samar). Dilakukan secara khusuk dalam ingtatan hati, baik disertai zikir lisan maupun tidak. otang yang mampu melakukan zikir seperti ini hatinya akan merasa senantiasa memiliki hubungan dengn Allah Ta'ala dan selalu merasakan kehadiran Allah Ta'ala diama saja dan kapan saja. Ketiga atau terakhir,  zikir haqiqi atau yang sebernarnya, dilakukan oleh seluruh jiwa raga, kapan dan dimana saja, dengan selalu berusaha untuk memelihara dari hal yang dilarang-Nya dan mengerjakan apa yang diperintah-Nya.  

Terkadang kamu harus melupakan ingatkan yang membuat mu sakit dan mengingat apa yang membuat mu menjadi tenang dalam kedamaian yang indah. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masjid Sultan Muayyad

Citadel of Saladin

Filosofi Arsitektur Masjid Kuno Rembitan