berlebihan dalam ilmu tajwid

Di bulan puasa ini alhamdulillah kita bisa menjalankan sholat tarawih berjamaah di masjid setelah sebelumnya terhalangi akibat dari virus corona, para jama'ah berbondong-bondong pergi ke masjid untuk melaksanakan salah satu sunnah yang mulia ini, ada yang melaksanakannya dengan jumlah rakaat 11 dan 23, ada juga yang melaksanakan dengan membaca surah surah pendek akhir sampai membaca beberapa juz  Al-Quran. Namun yang perlu diperhatikan  bagi orang orang yang telah belajar ilmu tajwid dan tahsin dengan baik untuk tidak merasa tinggi hati ketika manjadi makmum yang imam nya menurut dia mungkin kurang fasih Makhorijul hurufnya, qalqalah nya kurang tepat, gunnah dan mad kurang panjang dan kesalahan tajwid lainnya dalam membaca Al Qur'an sehingga dia lebih memfokuskan diri pada kesalahan bacaan imam dan mengesampingkan mentadaburi maknanya! hanya fokus pada tajwid saja.  Hal tersebut ghuluw (berlebihan) dalam tajwid. Jangan sampai kita hanya fokus dalam tajwid saja lalu tidak tahu dalam hal maknanya. Ketika ditanya maknanya dia diam seribu bahasa, tapi kalau ditanya masalah tajwid ilmunya MasyaAllah luasnya. Jangan lupakan bahwa Al-Quran juga diturunkan untuk ditadaburi dan diamalkan isinya. Jangan sampai ilmu yang dimiliki membuat diri menjadi sombong ketika mendengar imam yang kurang fasih bacaannya, setidaknya ber husnuzon lah, mungkin imamnya uzur, lupa atau tidak sengaja melakukan kesalahan. Ingatlah bahwa iblis dikeluarkan dari surga karena sifat sombongnya dan merasa dirinya lebih baik.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ ....... الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” ..... Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. (HR. Muslim no. 91)
An Nawawi rahimahullah berkata, “Hadist ini berisi larangan dari sifat sombong yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka, serta menolak kebenaran” (Syarah Shahih Muslim Imam Nawawi, II/163, cet. Daar Ibnu Haitsam) 

 والله أعلمُ ﺑﺎ اﻟﺼﻮﺍﺏ



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masjid Sultan Muayyad

Citadel of Saladin

Filosofi Arsitektur Masjid Kuno Rembitan